Minggu, 15 Februari 2015

Tugas Manajer

1. Merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan.
2. Meramalkan hal yang akan terjadi bila mengerjakan suatu pekerjaan.
3. Menyusun personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru, pelatihan, dan pengembangan tugas.
4. Mampu mengambil keputusan yang tepat. 
5. Memberi bimbingan, saran, dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan agar dilaksanakan dengan baik dan benar.
6. Menyelaraskan tugas agar tidak terjadi kekacauan dengan cara menghubungkan dan meyatupadukan pekerjaan bawahan.
7. Mengatasi masalah yang terjadi.
8. Memberi dorongan, semangat, dan inspirasi kepada bawahan agar mengerjakan tugas yang telah ditetapkan secara sukarela.
9. Menyusun struktur organisasi, tugas, dan fungsinya.
10. Mengarahkan bawahan agar bertindak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan bekerja dengan efektif dan efisien.
11. Mengawasi cara kerja bawahan untuk menjamin bahwa kegiatan dilaksanakan sesuai rencana.
12. Mendengarkan keluhan dan merespon usulan bawahan dalam pekerjaan. 
13. Mewakili dan membina hubungan yang harmonis dengan bawahan dan pihak luar.  

Tingkatan Manajemen

1. Top Manajemen (Manajemen Puncak)
    Dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan, mengarahkan, dan membuat strategi perusahaan. Keahlian yang dimiliki adalah keahlian konseptual, yaitu keahlian untuk membuat dan merumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkatan manajer dibawahnya. Yang termasuk dalam tingkatan ini antara lain CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).

2. Middle Manajemen (Manajemen Tingkat Menengah)
    Mencakup semua manajemen yang berada diantara manajemen lini pertama dan manajemen puncak.  Bertugas menjadi penghubung antara manajer puncak dan manajer lini pertama serta bertanggungjawab melaksanakan rencana dan memastikan tercapainya tujuan. Keahlian yang dimiliki adalah keahlian interpersonal, yaitu keahlian untuk berkomunikasi, bekerjasama, dan memotivasi orang lain. Yang termasuk dalam tingkatan ini antara lain kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik atau manajer divisi.

3. First Line Manajemen (Manajemen Lini Pertama)
    Dikenal pula dengan istilah manajer operasional atau manajemen tingkatan paling rendah. Bertanggungjawab untuk menyelesaikan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi dengan cara memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Keahlian yang dimiliki adalah keahlian teknis, yaitu keahlian yang mencakup prosedur, teknik, pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus. Yang termasuk dalam tingkatan ini antara lain supervisor, manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen atau mandor (foreman). 

Jenis Manajer Berdasarkan Tanggung Jawabnya

1. Functional Manajer (Manajer Fungsional)
    Yaitu manajer yang memiliki tanggung jawab pada satu bagian fungsional perusahaan saja dan tidak ikut campur pekerjaan fungsional pada bagian lain. 
Contoh:  - Manajer Keuangan
             - Manajer Pemasaran
             - Manajer Akuntansi
             - Manajer Operasional
             - Manajer HRD
            
2. General Manajer (Manajer Umum)
    Yaitu manajer yang memiliki tanggung jawab atas seluruh bagian/fungsional pada suatu perusahaan. Manajer umum memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai seluruh atau beberapa manajer fungsional. Pada perusahaan berskala kecil diperlukan cukup satu orang manajer umum, sedangkan pada perusahaan besar diperlukan beberapa manajer umum yang bertanggungjawab pada area tugas yang berbeda-beda.

Keterampilan Manajer

1. Keterampilan Konseptual
    Kemampuan dalam membuat konsep, ide, dan gagasan untuk menjalankan rencana kegiatan. Termasuk juga memiliki visi yang jauh ke depan, misi yang jelas, program kerja yang real, strategi, dan terus menjaga nilai competative advantage sebuah organisasi. Kemudian ide atau gagasan tersebut dijabarkan mejadi rencana kerja untuk mewujudkan tujuan organisasi. Proses ini biasa disebut dengan proses perencanaan atau planning. Biasa diperlukan untuk manajer tingkat atas. 


2. Keterampilan Komunikasi
    Kemampuan berkomunikasi secara baik dengan banyak orang, disebut juga keterampilan kemanusiaan. Seorang manajer harus memiliki sifat komunikasi persuasif, yaitu bersifat mengayomi dan bersahabat kepada bawahan, saling menghormati kepada rekan kerja, dan bersifat melayani kepada atasan dan customer agar semua orang merasa dihargai dan dapat menjadi tim yang sukses dalam mewujudkan visi tersebut. Diperlukan untuk semua tingkatan manajer, atas, menengah, ataupun bawah.

3. Keterampilan Teknis
    Kemampuan dalam menjalankan pekerjaan dengan menguasai suatu bidang, misalnya menjalankan program atau memperbaiki sesuatu. Dengan kemampuan ini akan tercipta efektifitas dan efisiensi yang ideal. Diperlukan untuk manajer tingkat bawah.

4. Keterampilan Manajemen Waktu 
    Kemampuan untuk menggunakan waktu secara bijaksana. Manajer harus dapat mengalokasikan waktu agar mendapat hasil yang optimal. Akan teruji dalam penyusunan waktu yang digunakan dalam melakukan sebuah project. Termasuk juga keterampilan dalam membuat skala prioritas. Diperlukan untuk semua tingkatan manajer.

5. Keterampilan Mengambil Keputusan
    Kemampuan untuk mendefinisikan masalah, memandangnya secara keseluruhan dan komprehensif, dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Langkah dalam membuat keputusan yang baik adalah pertama mendefinisikan masalah dan berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih yang dianggap paling baik. Dan terakhir mengimplementasikan alternatif yang telah dipilih serta mengawasi agar tetap dijalur yang benar. Kemampuan ini sangat diperlukan untuk manajer tingkat atas. 

6. Keterampilan Kepemimpinan
    Kemampuan untuk mengepalai dan menjadi panutan bagi bawahannya. Memiliki sikap yang tegas, berani, bijaksana, dan berkomitmen atau tidak mudah dipengaruhi. Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan terhadap lingkungannya yang akan menciptakan teamwork yang solid. Diperlukan untuk semua tingkatan manajer.

Etika Manajerial

Perilaku terhadap karyawan
 
    Kategori ini meliputi aspek perekrutan, pemecatan, kondisi upah dan kerja, serta ruang pribadi dan penghormatan. Pedoman etis dan hukum mengemukakan bahwa keputusan perekrutan dan pemecatan harus didasarkan hanya pada kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Perilaku yang secara umum dianggap tidak etis dalam kategori ini misalnya mengurangi upah pekerja karena tahu pekerja itu tidak bisa mengeluh lantaran takut kehilangan pekerjaannya.



Perilaku terhadap organisasi

 
    Permasalahan etika juga terjadi dalam hubungan pekerja dengan organisasinya. Masalah yang terjadi terutama menyangkut tentang kejujuran, konflik kepentingan, dan kerahasiaan. Masalah kejujuran yang sering terjadi di antaranya menggelembungkan anggaran atau mencuri barang milik perusahaan. Konflik kepentingan terjadi ketika seorang individu melakukan tindakan untuk menguntungkan diri sendiri, namun merugikan atasannya. Misalnya, menerima suap Sementara itu, masalah pelanggaran etika yang berhubungan dengan kerahasiaan di antaranya menjual atau membocorkan rahasia perusahaan kepada pihak lain.



Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya

 
    Seorang manajer juga harus menjalankan etika ketika berhubungan dengan agen-agen ekonomi lain—seperti pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok, distributor, dan serikat buruh. 

Perencanaan dalam Manajemen

Definisi

     Salah satu fungsi dasar dalam manajemen adalah planning atau perencanaan. Perencanaan diartikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan sasaran, menentukan pilihan-pilihan tindakan yang akan dilakukan, dan mengkaji cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan mencapai hasil yang diinginkan.

    Perencanaan merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan cara pencapaiannya. Setiap organisasi perlu membuat suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggaran. 

    Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

    Perencanaan sangat dibutuhkan terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat. 

Perencanaan dilakukan untuk mencapai:


Protective Benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan    terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
Positive Benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.

Tujuan dan Manfaat Perencanaan

   Proses perencanaan dibutuhkan oleh semua tingkatan manajer. Pada manajer puncak dibutuhkan perencanaan jangka panjang dan strategi-strategi organisasi. Sedangkan pada manajemen bawah hanya dibutuhkan perencanaan jangka pendek dan pada kelompok kerja (unit). Berikut adalah tujuan dan manfaat perencanaan.

Tujuan perencanaan:
1. Menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam proses pengontrolan dan pengevaluasian
2. Memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan non-manajerial
3. Mengurangi ketidakpastian
4. Meminimalisir pemborosan

Manfaat Perencanaan:
1. Membantu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
2. Membantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama
3. Membantu untuk memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
4. Membantu penempatan tanggung jawab lebih cepat
6. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi  
7. Pemilihan berbagai alternatif terbaik
8. Standar pelaksanaan dan pengawasan
9. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
10. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
11. Sebagai alat untuk memudahkan koordinasi dengan pihak terkait
12. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan mudah dipahami
13. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
14. Menghemat waktu, usaha, dan dana